Pelatihan BPBD Bondowoso Bangun Ketangguhan Komunitas Pejaten Hadapi Bencana

BONDOWOSO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso resmi membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa Pejaten, Kecamatan Bondowoso. Langkah ini ditandai dengan pelatihan tanggap bencana yang berlangsung mulai Minggu, 13 Juli hingga Rabu, 16 Juli 2025 di aula Kantor Desa Pejaten.

Sebanyak 30 peserta dari berbagai unsur, seperti perangkat desa, kader kesehatan, relawan, hingga masyarakat umum, mengikuti pelatihan intensif mengenai mitigasi bencana, evakuasi darurat, serta teknik pertolongan pertama.

Sekretaris BPBD Bondowoso, Kristianto Putro Prasojo, menegaskan bahwa pembentukan Destana merupakan upaya konkret membangun kesiapsiagaan masyarakat sejak dini. “Masyarakat adalah pihak pertama yang berada di lokasi saat bencana terjadi. Kami ingin mereka mampu memberikan respons awal secara mandiri sebelum bantuan dari luar datang,” ujarnya saat membuka kegiatan.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Camat Bondowoso Rahmatullah, Kepala Desa Pejaten Junianto, Fasilitator dari BPBD Provinsi Jawa Timur Indar Siswoyo, serta Kapolsek dan Koramil Bondowoso.

Kepala Desa Pejaten, Jonianto, menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan program tersebut di desanya. Ia menyatakan bahwa meskipun Desa Pejaten berada di zona aman, kewaspadaan tetap perlu dibangun. “Pelatihan ini memberi bekal ilmu, pengalaman, dan keterampilan bagi warga kami agar siap jika terjadi bencana di kemudian hari,” katanya.

Camat Bondowoso, Rahmatullah, menambahkan bahwa pembentukan Destana tidak hanya soal penanganan saat bencana, tetapi juga kesiapan mental dan pemahaman masyarakat dalam mengelola risiko sejak awal. “Walau tidak ada bencana di wilayah kita, kita harus siap jika sewaktu-waktu diminta membantu daerah lain. Maka pelatihan ini sangat penting,” jelasnya.

Fasilitator dari BPBD Provinsi, Indar Siswoyo, mengatakan program ini bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat agar mampu melakukan pemulihan pascabencana secara mandiri. “Sinergi antara pemdes, tokoh masyarakat, organisasi lokal, dan warga sangat dibutuhkan. Semua potensi desa harus bersatu jika bencana terjadi,” tegasnya.

Salah satu peserta pelatihan, Harianto, Ketua RT 8 Desa Pejaten, mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. “Kegiatan ini sangat bermanfaat. Kami jadi lebih siap dan tahu apa yang harus dilakukan jika bencana datang. Maju terus Pejaten!” ujarnya.

Langkah BPBD Bondowoso ini selaras dengan visi daerah dalam membangun masyarakat yang tangguh, unggul, dan mandiri. Dengan terbentuknya komunitas Destana, warga tidak lagi menjadi objek bantuan, melainkan subjek aktif dalam upaya pengurangan risiko bencana.

Redaksi03

About adminfahmi

Check Also

Besmarak Raih Predikat Desa Cantik 2025

DESA Besmarak, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, mencatatkan prestasi membanggakan dengan terpilih sebagai Desa Cinta Statistik …

Literasi Desa dan Pembelajaran Potensi: Kolaborasi Sumbawa-Bulukumba

KOMITMEN membangun desa tak hanya datang dari aspek fisik dan ekonomi, melainkan juga dari sektor …

Kemuningsari Kidul Tinjau Ulang RPJMDes, Libatkan Warga

DALAM upaya memperkuat arah pembangunan desa yang inklusif dan berbasis kebutuhan nyata warga, Pemerintah Desa …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *