DALAM upaya menyemai kecintaan terhadap literasi dan budaya lokal di kalangan generasi muda, Pemerintah Desa Tone, Kecamatan Totikum, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), membangun fasilitas perpustakaan dan sanggar seni belajar yang dibiayai dari Dana Desa (DD) tahap I tahun 2025.
Pembangunan dua fasilitas ini menyerap anggaran sebesar Rp219.143.000, yang bersumber dari Dana Desa. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari Musyawarah Desa (Musdes) 2025, yang menjadikan penguatan sumber daya manusia dan pelestarian budaya sebagai prioritas pembangunan.
Kepala Desa Tone, Kristinus Donal Sodah, menyatakan bahwa perpustakaan dan sanggar seni bukan sekadar proyek fisik, tetapi menjadi bagian dari strategi pembangunan jangka panjang yang menitikberatkan pada pembentukan karakter generasi muda desa.
“Literasi dan budaya harus berjalan beriringan. Kami ingin anak-anak desa ini tumbuh cerdas, kreatif, dan tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri,” ujar Kristinus.
Perpustakaan desa dirancang menjadi ruang terbuka belajar yang menyasar anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Sementara sanggar seni difokuskan untuk pelatihan seni musik, tari daerah, dan pementasan budaya lokal yang mulai jarang ditampilkan.
Masyarakat pun menyambut baik inisiatif ini. Para orang tua berharap sanggar seni dapat menjadi wadah anak-anak untuk mengekspresikan bakat dan mengenal identitas budaya mereka sendiri, di tengah derasnya arus budaya global.
Pemerintah Desa Tone berharap fasilitas ini akan menjadi pusat edukasi dan budaya yang mendorong kemajuan sosial desa secara inklusif dan berkelanjutan. Langkah ini juga menjadi contoh konkret bahwa Dana Desa bisa dimanfaatkan bukan hanya untuk pembangunan fisik, tapi juga pembangunan mental dan spiritual masyarakat.
Redaksi01-Alfian