PEMERINTAH Desa Danau Rawah, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, menunjukkan langkah nyata dalam membangun desa yang inklusif dan berdaya saing. Melalui alokasi Dana Desa tahun anggaran 2025, pembangunan infrastruktur fisik ditetapkan sebagai prioritas utama, dengan fokus pada pemerataan akses antar dusun yang selama ini mengalami ketimpangan.
Pada Selasa (08/07/2025), Kepala Desa Danau Rawah, Sutarman, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur bukan hanya soal betonisasi atau bangunan semata, melainkan tentang membuka ruang mobilitas, menghubungkan potensi, dan meretas kesenjangan antar wilayah di dalam desa.
Rencana pembangunan telah melalui proses Musyawarah Desa (Musdes) yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Hasilnya, sejumlah titik prioritas telah ditetapkan, antara lain perbaikan jalan penghubung Dusun Karya Jaya dan Dusun Harapan Baru, pembangunan saluran drainase, serta rehabilitasi jembatan kecil yang menjadi akses utama para petani menuju lahan garapan mereka.
Camat Mantangai, Iskandar, turut mengapresiasi upaya partisipatif Desa Danau Rawah dalam menyusun agenda pembangunan. Ia menyebut langkah tersebut sebagai bentuk pelibatan aktif warga yang mencerminkan semangat Undang-Undang Desa.
Diketahui, Dana Desa yang diterima Danau Rawah pada 2025 dialokasikan secara proporsional: 65% untuk pembangunan fisik dan sisanya untuk pemberdayaan masyarakat serta operasional pemerintahan. Dalam konteks pembangunan fisik, desa menargetkan seluruh program dapat rampung sebelum triwulan ketiga tahun anggaran berjalan.
Selain infrastruktur jalan, pemdes juga merencanakan pembangunan fasilitas umum seperti posyandu dan balai warga yang dapat dimanfaatkan lintas kelompok masyarakat, dari anak-anak hingga lansia.Warga Dusun Harapan Baru, Siti Aisyah (38), menyampaikan rasa optimisnya atas proyek pembangunan yang digalakkan tahun ini.
Langkah Desa Danau Rawah mencerminkan semangat transformasi desa berbasis kebutuhan nyata warga. Di tengah tantangan geografis dan keterbatasan sumber daya, kolaborasi pemerintah dan masyarakat menjadi kunci menuju pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan.
Redaksi01-Alfian