JOMBANG – Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, resmi ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang sebagai Desa Tematik 2025 kategori wisata. Penetapan ini merupakan bentuk apresiasi atas potensi wisata yang dimiliki desa tersebut, serta komitmen dan sinergi antara pemerintah desa (Pemdes) dan berbagai pihak dalam melakukan pembinaan, pengembangan, serta pengoptimalan potensi wisata lokal.
Kepala Desa Ngampungan, Rohan, mengungkapkan bahwa Pemdes terus berupaya memaksimalkan potensi yang ada dengan melibatkan masyarakat. Salah satu bentuk kolaborasi tersebut adalah pengembangan wisata petik jeruk yang dilakukan bersama warga, khususnya Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
“Hal ini dilakukan untuk menopang potensi utama wisata Pandansili yang sudah berjalan. Saat ini Pemdes berkolaborasi dengan salah satu warga sekaligus Ketua BPD kami dalam pengembangan wisata petik jeruk,” terangnya.
Adalah kebun jeruk milik Sutaji, seluas satu hektare, yang terletak di Dusun Sumberdadi, kini disulap menjadi destinasi wisata bertajuk Frienda Farm. Nama ini diambil dari kata “friend” (sahabat) dan “farm” (lahan tani), yang dimaksudkan sebagai simbol usaha tani yang bersahabat.
“Penamaannya agak kami miripkan dengan pelafalan Vrindavan yang ada di India, tujuannya agar lebih mudah dikenal masyarakat,” tutur Sutaji.
Konsep wisata yang ditawarkan adalah memberikan pengalaman langsung kepada pengunjung untuk memetik jeruk dari pohon berbagai varietas. Pengunjung bahkan diperbolehkan mencicipi buah jeruk segar secara gratis dalam batas wajar.
“Untuk buah jeruk yang dibawa pulang, kami hargai Rp10 ribu per kilogram,” ujarnya.
Kades Rohan menambahkan, saat ini wisata petik jeruk hanya dibuka setiap akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu, agar ada jeda waktu untuk pemeliharaan tanaman. Lebih dari itu, wisata ini akan terus dikembangkan menjadi wisata edukasi berbasis peternakan dan perkebunan terintegrasi.
Menariknya, Sutaji yang juga seorang pembuat tempe mengintegrasikan usahanya dengan wisata edukatif tersebut.
“Jadi siklus awalnya, limbah ampas tempe diolah menjadi pakan ternak kambing, lalu kotoran kambing digunakan sebagai pupuk organik tanaman di kebun, lantas gulma rumput yang tumbuh di kebun dapat dipakai sebagai pakan ternak alami,” jelasnya.
Ke depan, Pemdes Ngampungan berkomitmen untuk terus menggali dan mengembangkan potensi wisata lainnya dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Sejahtera melalui unit wisata Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pandansili.
“Tujuan kolaborasi agar dapat meningkatkan kesejahteraan warga serta memaksimalkan Pendapatan Asli Desa (PAD),” pungkas Rohan.
Redaksi03