PELAKU usaha desa, kini mulai diatasi melalui pendekatan kolaboratif antara akademisi dan masyarakat. Mahasiswa Institut Sains dan Bisnis (ISB) Atma Luhur berhasil menciptakan E-BUMDes, aplikasi berbasis Android yang secara khusus dirancang untuk mendukung digitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Apa yang dilakukan?
Alih-alih menjadi sekadar tugas akhir, proyek yang dikembangkan oleh tiga mahasiswa ISB Atma Luhur—yakni Ihsan Subagia, Ferry, dan Tony—berhasil menjawab kebutuhan nyata di lapangan. Aplikasi E-BUMDes memfasilitasi pemasaran produk desa secara online, pengelolaan transaksi digital, serta pencatatan laporan usaha yang lebih rapi dan transparan.
Siapa yang terlibat?
Proyek ini merupakan hasil inisiatif mandiri mahasiswa, dengan dukungan partisipatif dari Pemerintah Desa Air Mesu Timur dan masyarakat setempat sebagai pengguna awal sistem.
Kapan dan di mana diluncurkan?
Aplikasi ini resmi diluncurkan pada Rabu (25/06/2025) di Desa Air Mesu Timur, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Mengapa inovasi ini menjadi penting?
Masih banyak desa yang tertinggal dalam penerapan teknologi digital, khususnya dalam pengelolaan BUMDes. Inovasi E-BUMDes bukan hanya menjawab kesenjangan digital tersebut, tapi juga membuka peluang desa untuk berkompetisi di pasar terbuka secara efisien dan mandiri.
Bagaimana dampaknya ke depan?
Selain memperluas jaringan penjualan dan efisiensi operasional, aplikasi ini dapat menjadi role model kerja sama antara institusi pendidikan dan desa. Jika direplikasi, model ini berpotensi mempercepat digitalisasi ribuan BUMDes di Indonesia secara organik dan murah.
REDAKSI01-ALFIAN