Gula Aren Organik Lebak, Energi Baru Ekonomi Desa

LEBAK, Jumat (27/06/2025) — Di tengah tantangan ekonomi pedesaan dan menurunnya minat generasi muda pada sektor pertanian, para petani di Kabupaten Lebak, Banten, justru menunjukkan arah berbeda. Lewat pengolahan gula aren berbasis organik, mereka berhasil mentransformasi warisan hutan menjadi kekuatan ekonomi yang menjanjikan.

Produk gula aren dari Lebak kini bukan hanya menjadi sumber penghidupan utama ribuan keluarga desa, tetapi juga simbol inovasi desa dalam menghadapi pasar modern. Diproduksi dari perkebunan aren yang tumbuh alami di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), gula aren Lebak dikenal bebas bahan kimia dan ramah lingkungan.

Apa yang dikembangkan?
Produk unggulan berupa gula aren cetak dan gula semut kini menjadi buruan pasar domestik. Keunggulan organik, rasa khas, serta manfaat kesehatan—terutama untuk penderita diabetes—menjadi nilai jual utama.

Siapa pelaku utama?
Salah satu kelompok penggerak adalah Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mitra Mandala. Selain itu, ribuan perajin lain seperti Ahmad dari Kecamatan Cijaku juga aktif berkontribusi dalam produksi. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, tercatat 5.815 unit usaha pengrajin aktif saat ini.

Kapan mulai berkembang?
Pengembangan produksi ini semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir, khususnya sejak pandemi COVID-19 membatasi ekspor, sehingga para petani dan perajin mulai menggenjot penjualan ke pasar dalam negeri.

Di mana lokasi utamanya?
Produksi gula aren tersebar di 10 kecamatan, antara lain Sobang, Muncang, Cibeber, Cirinten, Leuwidamar, Cilograng, Cijaku, Cigemblong, Malingping, dan Panggarangan.

Mengapa penting bagi masyarakat?
Gula aren kini menjadi andalan ekonomi desa. Setiap bulan, perputaran uang dari usaha ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Omzet tahunan dari seluruh perajin gula aren bahkan menembus Rp96,65 miliar.

Bagaimana dukungan pemerintah?
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak aktif memberikan pelatihan, pembinaan, hingga sertifikasi halal untuk produk gula aren. Dukungan ini penting guna memperluas pasar dan menjaga standar mutu produk.

Dengan kombinasi antara kekayaan alam, semangat kewirausahaan desa, dan intervensi pemerintah daerah, gula aren Lebak kini menjadi bukti nyata bahwa ekonomi desa bisa tumbuh kuat tanpa harus meninggalkan akar tradisi.

REDAKSI01-ALFIAN

About redaksi01

Check Also

Melon Desa Ciawijapura, Simbol Kemandirian Pangan

CIREBON, Jumat (27/06/2025) — Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional tak selalu harus dimulai dari kota …

TPS-3R Cibuntu, Inovasi Desa Atasi Krisis Sampah

BEKASI, Jumat (27/06/2025) — Di tengah kian parahnya krisis sampah dan darurat lahan pembuangan akhir, …

Digitalisasi Desa Wisata: Sambirejo Jadi Model Ekonomi Baru

Yogyakarta, Jumat (27/06/2025) — Di balik panorama megah Tebing Breksi, sebuah transformasi senyap tengah berlangsung …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *