JAKARTA – Pemerintah didorong untuk menjadikan desa wisata sebagai lokomotif ekonomi inklusif melalui penguatan peran pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal yang berakar pada kearifan budaya setempat. Hal ini disampaikan menyikapi semakin berkembangnya model pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata desa yang mampu menggerakkan ekonomi secara langsung di tingkat akar rumput.
Desakan ini mengemuka seiring pernyataan Anggota Komisi VII DPR RI, Siti Mukaromah, yang menyoroti dampak positif kehadiran desa wisata dalam menghidupkan kembali industri rumahan dan produk lokal masyarakat. Menurutnya, berbagai kegiatan ekonomi kreatif yang muncul di desa wisata telah memberikan ruang tumbuh bagi UMKM, seperti yang terlihat di Kampung Kauman Heritage.
“Kita bisa melihat geliat ekonomi lokal melalui hadirnya usaha seperti ecoprint, umah kerupuk, hingga jamu tradisional. Ini menjadi contoh nyata bagaimana potensi desa dapat dioptimalkan,” ujar Siti dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Di sisi lain, para pelaku desa wisata di berbagai daerah menilai dukungan infrastruktur, pelatihan, dan akses pasar masih menjadi tantangan utama. Meski memiliki produk unggulan, keterbatasan jaringan distribusi dan digitalisasi menjadi penghambat dalam meningkatkan pendapatan secara berkelanjutan.
Siapa yang terlibat? Pemerintah pusat, DPR RI, pelaku UMKM lokal, dan masyarakat desa.
Apa yang terjadi? Dorongan agar desa wisata difungsikan lebih optimal sebagai motor penggerak ekonomi berbasis UMKM.
Kapan isu ini mengemuka? Kamis (22/6/2023).
Di mana hal ini disampaikan? Di Jakarta, dalam pernyataan resmi anggota DPR.
Mengapa hal ini penting? Karena desa wisata mampu mendorong ekonomi lokal dan mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah.
Bagaimana dampaknya? Dengan pemberdayaan UMKM, desa wisata memberikan peluang kerja, melestarikan budaya, dan memperkuat kemandirian ekonomi desa.
Pemerintah diharapkan tidak hanya mendukung dari sisi promosi wisata, tetapi juga memastikan adanya sinergi lintas sektor, termasuk pelatihan wirausaha, pembiayaan inklusif, dan digitalisasi pasar desa.
REDAKSI01-ALFIAN