Kemendes dan Aisyiyah Teken MoU di Unisa Yogyakarta, Perkuat Program Desa

YOGYAKARTA — Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menjadi tuan rumah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pimpinan Pusat Aisyiyah dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) pada Selasa, 20 Mei 2025. Penandatanganan ini menjadi langkah awal penguatan kerja sama strategis dalam pemberdayaan masyarakat desa, khususnya melalui bidang pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, dan nilai-nilai keagamaan.

Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, menyampaikan kebanggaannya atas keterlibatan kampus dalam kegiatan tersebut. Ia menegaskan kesiapan Unisa, sebagai salah satu dari sepuluh perguruan tinggi Aisyiyah yang telah mengantongi akreditasi unggul, untuk mendukung program-program pemberdayaan masyarakat desa. “Kami bersyukur menjadi bagian dari amal usaha Aisyiyah dan menjadi tuan rumah penandatanganan MoU ini. Semoga kegiatan ini berada dalam rahmat Allah,” ujarnya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Salmah Orbayinah, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari visi Aisyiyah dalam membangun desa berbasis Qaryah Thayyibah — desa yang damai, adil, makmur, dan tenteram. Menurutnya, Aisyiyah memiliki kekuatan jaringan dari tingkat pusat hingga ranting di desa, yang memungkinkan program-program pemberdayaan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. “Tema milad Aisyiyah kemarin adalah ‘Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Qaryah Thayyibah Menuju Ketahanan Nasional’. Kami ingin membentuk masyarakat desa yang berkualitas demi mewujudkan negara yang kuat: baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” kata Salmah.

Ia menambahkan, ruang lingkup kerja sama meliputi pemberdayaan ekonomi berbasis koperasi, pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di desa.

Sementara itu, Menteri Desa PDTT, Yandri Susanto, menegaskan peran strategis desa dalam pembangunan nasional. Menurutnya, penguatan desa adalah cara untuk mencegah urbanisasi berlebihan yang berpotensi menimbulkan persoalan sosial seperti yang dialami beberapa negara maju. “Desa kini menjadi primadona karena perannya yang vital. Di Jepang dan Korea, eksodus dari desa ke kota telah menyebabkan krisis generasi dan penurunan angka kelahiran,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya membangun desa yang kuat secara ekonomi, sosial, dan spiritual. “Bersama Aisyiyah, kita bentuk superteam untuk menjawab tantangan di desa, mulai dari pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, hingga kekosongan imam masjid. MoU ini bukan hanya seremoni, melainkan komitmen membangun jiwa dan raga masyarakat desa,” imbuhnya.

Fokus kerja sama mencakup tiga pilar utama: kesehatan, pendidikan, dan ketahanan pangan. Diharapkan, kolaborasi antara Kemendes PDTT dan Aisyiyah dapat melahirkan desa-desa mandiri yang tangguh secara ekonomi dan kokoh dalam nilai keagamaan dan kemanusiaan. “Terima kasih kepada Aisyiyah dan Muhammadiyah. Mari kita sentuh jasmani dan rohani masyarakat desa. Ini kesempatan terbaik untuk mewujudkan desa berdaya,” pungkas Yandri. []

Redaksi10

About Rara

Check Also

DPMD Sampang Didesak Audit Sistem Siskeudes Desa Bermasalah

SAMPANG  – Konflik antara warga dan birokrasi desa di Kabupaten Sampang, Madura, semakin memanas. Kantor …

Koperasi Desa Tak Harus Punya USP Sendiri, Ini Rekomendasi Model Keuangan yang Lebih Aman

BANJARNEGARA — Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes) dirancang untuk memiliki enam unit usaha wajib, yakni …

Dispermades Kawal Tuntas Musdesus untuk Wujudkan Ekonomi Desa Mandiri

BANJARNEGARA — Sebanyak 278 desa dan kelurahan di Kabupaten Banjarnegara telah menuntaskan pelaksanaan Musyawarah Desa …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *