BLITAR – Ketangguhan seorang perempuan asal Desa Tembalang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menjelma menjadi inspirasi bagi puluhan perempuan lain di sekitarnya. Siti Rofiah (42), pengusaha jamu tradisional, tak hanya sukses mengembangkan usaha keluarga, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang memberdayakan kaum perempuan.23 April 2025.
Usaha jamu yang diwariskan dari nenek dan ibunya kini telah menjelma menjadi bisnis modern yang berdaya saing. Berkat dukungan pembiayaan dan pendampingan dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program Mekaar, Rofiah berhasil membawa perubahan signifikan pada lini produksi dan pemasaran jamu tradisionalnya.
“Usaha jamu ini seperti usaha turun-temurun, dari nenek, dari ibu. Dulu kami hanya berdagang tradisional dan keliling. Kini, setelah mendapat pembiayaan dan pelatihan-pelatihan dari PNM, kami tidak hanya menjual jamu keliling tapi juga memproduksi jamu instan yang dititipkan di toko oleh-oleh,” ujar Rofiah.
Tak hanya berhenti di pengembangan bisnis, Rofiah juga mengambil peran aktif dalam pemberdayaan komunitas. Ia mengajak sedikitnya 39 perempuan di desanya untuk ikut serta dalam menanam berbagai jenis tanaman obat seperti jahe, kunyit, temulawak, dan kencur. Upaya ini menjadi langkah konkret untuk mendorong kemandirian perempuan sekaligus menjaga keberlanjutan produksi jamu.
Dedikasi Rofiah dalam melestarikan warisan keluarga dan memperjuangkan peran perempuan mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyebut Rofiah sebagai figur Kartini masa kini.
“Apa yang dilakukan Bu Rofiah adalah contoh nyata Kartini masa kini. Tidak hanya berjuang untuk dirinya, tetapi juga menyalakan harapan dan mimpi perempuan lain di sekitarnya,” ujar Arief.
Data dari PNM menunjukkan bahwa 63 persen pelaku usaha jamu di Desa Tembalang berasal dari satu garis keluarga besar. Kini, mereka semakin mandiri secara ekonomi dan memiliki akses pasar yang lebih luas berkat pendampingan intensif yang diberikan.
Kisah Rofiah menggambarkan wajah perempuan masa kini yang tidak hanya memperjuangkan kesetaraan, tetapi juga menjadi pelopor perubahan. Layaknya semangat Kartini yang membawa pencerahan lewat pendidikan dan emansipasi, Rofiah dan perempuan-perempuan desa lainnya menjadi penjaga tradisi sekaligus penggerak masa depan yang lebih cerah.[]
Redaksi10