JAKARTA – Dua desa wisata di Indonesia, yaitu Desa Wisata Jatiluwih di Bali dan Desa Wisata Wukisari di Daerah Istimewa Yogyakarta, meraih penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik 2024 dari Organisasi Pariwisata Dunia (UN Tourism). Penghargaan ini diberikan pada acara Best Tourism Villages by UN Tourism 2024 yang digelar di Kolombia pada Jumat, 15 November 2024. Dengan pencapaian ini, kedua desa tersebut resmi masuk dalam jajaran 55 Desa Wisata Terbaik Dunia 2024.
Penghargaan tersebut diberikan dalam acara tahunan yang bertujuan untuk mengapresiasi desa-desa yang berhasil mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat, menjaga tradisi lokal, serta melestarikan warisan budaya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Widiyanti Putri Wardhana, menyampaikan rasa bangga atas pencapaian ini. “Saya sangat bangga dan optimistis penghargaan ini dapat menjadi inspirasi bagi desa wisata lainnya di Indonesia untuk terus mengoptimalkan potensi kekayaan alam, warisan budaya, serta pemberdayaan masyarakatnya menuju pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujar Widiyanti dalam siaran pers yang diterima.
Selain penghargaan, UN Tourism juga memberikan program pendampingan bagi desa-desa yang belum terpilih. Program ini bertujuan untuk membantu desa-desa wisata lainnya meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola pariwisata yang berkelanjutan, serta menjadikan desa tersebut sebagai destinasi wisata yang mampu menarik lebih banyak wisatawan global.
Penghargaan ini bukan kali pertama Indonesia mendapatkan pengakuan internasional. Sebelumnya, Desa Nglanggeran di Daerah Istimewa Yogyakarta meraih penghargaan pada 2021, dan Desa Penglipura
Tentunya, kita tidak boleh berpuas diri atas capaian ini. Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar) akan terus memperkuat ekosistem desa wisata melalui komitmen kolektif demi kemajuan pariwisata Indonesia,” tambah Widiyanti. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa potensi pariwisata Indonesia tidak hanya terletak pada destinasi besar, tetapi juga pada desa-desa yang mampu menyuguhkan pengalaman otentik berbasis kearifan lokal.Semoga pencapaian ini menjadi pendorong bagi desa-desa wisata lain di Indonesia untuk terus berinovasi dan mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan.
REDAKSI03