SAMARINDA – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) telah meluncurkan sejumlah program pemberdayaan untuk meningkatkan pengetahuan pemuda mengenai dunia digital.
Inisiatif ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai alat pendukung ekonomi bagi generasi muda di wilayah Kaltim, sejalan dengan tren digitalisasi yang semakin berkembang pesat.
Kepala Bidang (Kabid) pengembangan pemuda Dispora Kaltim, Mardaretha diwakili oleh Rusmulyadi, Sub Koordinator Kepemimpinan dan Kepeloporan Kemitraan Pemuda Bidang Pengembangan Pemuda Dispora Kaltim, mengungkapkan bahwa program pelatihan yang diselenggarakan dirancang untuk menjangkau lebih banyak pemuda, dengan memberikan kesempatan belajar di berbagai bidang, seperti konten kreator, desain grafis, dan pemasaran digital.
“Kami ingin memberikan peluang kepada pemuda untuk memanfaatkan teknologi digital dalam kehidupan mereka, dengan mengadakan pelatihan yang dapat membuka banyak peluang kerja,” ujar Rusmulyadi di Samarinda, Selasa (29/10/2024) lalu.
Pada program terbaru ini, sekitar 450 pemuda yang berasal dari Kota Samarinda telah dilibatkan dalam pelatihan pemasaran digital. Dalam pelatihan ini, peserta diberikan pengetahuan tentang cara memanfaatkan platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok untuk menghasilkan pendapatan.
“Jika mereka mengikuti pelatihan ini dengan serius, ada peluang untuk menghasilkan pendapatan hingga 20 juta rupiah per bulan,” jelas Rusmulyadi, menambahkan bahwa potensi yang ada dalam dunia digital sangat besar bagi pemuda Kaltim.
Rusmulyadi juga menyampaikan bahwa aplikasi digital memiliki peran penting dalam memantau perkembangan dan aktivitas pemuda di Kaltim. “Kami memiliki aplikasi bernama ‘Sepakat’ yang digunakan untuk mencatat data kegiatan pemuda dan hasil pelatihan yang telah diberikan,” katanya. Aplikasi ini, menurutnya, sangat membantu dalam evaluasi dan pengembangan program selanjutnya.
Dalam implementasinya, setiap program pelatihan akan disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan spesifik di masing-masing daerah. “Kami tidak ingin melaksanakan pelatihan yang tidak relevan dengan kondisi daerah. Misalnya, di daerah pesisir, pelatihan yang lebih sesuai adalah yang berkaitan dengan kelautan, bukan pelatihan makanan beku,” jelasnya.
Rusmulyadi menambahkan bahwa tujuan utama dari pelatihan digitalisasi ini adalah untuk mengurangi angka pengangguran di kalangan pemuda dengan menciptakan peluang yang lebih luas melalui pemanfaatan teknologi digital. “Kami ingin pemuda tidak hanya menunggu kesempatan, tetapi aktif berpartisipasi dan menghasilkan sesuatu dari keterampilan yang mereka pelajari,” tambahnya.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada komitmen dan semangat peserta untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang terus berubah. “Dengan bimbingan yang tepat, kami yakin pemuda Kaltim dapat bersaing dan berkontribusi signifikan pada perekonomian daerah,” ungkap Rusmulyadi.
Sebagai penutup, Rusmulyadi menegaskan bahwa Dispora Kaltim berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kalangan pemuda. “Kami berharap semua pemuda di Kaltim dapat memanfaatkan peluang ini untuk berkembang, baik secara pribadi maupun dalam konteks sosial-ekonomi,” tutupnya.
Melalui berbagai program pelatihan ini, Dispora Kaltim optimis bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh pemuda dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah, serta membuka peluang yang lebih besar untuk masa depan yang lebih cerah.
Penulis: Andi Isnar
Penyunting: Nursiah