KUTAI KARTANEGARA – Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (K3) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) didaulat jadi narasumber sosialisasi bertajuk “Literasi Media terhadap Penguatan Ketahanan Keluarga” garapan Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim di Grand Fatma Hotel, Senin (4/11/2024).
Dalam sosialisasi yang bertujuan memberi pemahaman soal penguatan rumah tangga itu, Kabid K3 DP2KB Kukar Sri Lindawati menjabarkan materi tentang delapan fungsi ketahanan keluarga. Sri Lindawati menjelaskan bahwa delapan fungsi tersebut merupakan fondasi penting yang harus dijalankan setiap keluarga agar dapat beradaptasi dan bertahan di tengah berbagai perubahan dan tantangan. “Ketahanan keluarga bukan hanya soal bagaimana keluarga bisa bertahan dalam menghadapi tantangan, tetapi juga soal bagaimana keluarga mendukung setiap anggotanya untuk berkembang dan menjaga nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari,” kata Sri, sapaannya.
Sri juga menyoroti pentingnya peran media dalam memperkuat ketahanan keluarga di tengah era digital. Menurutnya, informasi yang disajikan media sangat memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat, termasuk dalam kehidupan keluarga. Oleh karena itu, ia berharap para jurnalis dapat mengedepankan prinsip edukasi dalam pemberitaan, khususnya terkait dengan pentingnya menjaga delapan fungsi ketahanan keluarga ini. “Peran media dalam memberikan berita yang mendidik masyarakat adalah kunci untuk membangun ketahanan keluarga. Kami berharap, melalui pemberitaan yang bijaksana dan informatif, media dapat mendukung keluarga dalam menjalankan kedelapan fungsi ini dengan lebih baik,” ujar Sri.
Melalui kegiatan ini, DKP3A Kaltim bersama DP2KB Kukar dan PWI Kaltim berharap agar masyarakat, khususnya para insan pers, dapat lebih memahami pentingnya menjaga keseimbangan dalam menjalankan fungsi keluarga. Di akhir sesi, Sri Lindawati menyampaikan harapannya bahwa kolaborasi lintas sektor antara pemerintah dan media akan terus terjalin untuk mendukung ketahanan keluarga yang kuat dan harmonis di Kalimantan Timur. Dengan keluarga yang kuat dan media yang peduli, diharapkan tercipta masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya.
Tampak hadir sebagai peserta siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tenggarong, Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tenggarong, Mahasiswa Universitas Kutai Kartanegara, para guru, hingga para jurnalis lokal. Tri Wahyuni hadir juga menjadi pembicara selaku Wakil Ketua PWI Kaltim. Sejumlah pengurus PWI Kukar, termasuk Ketua Bambang Irawan dan Sekretaris Andi Wibowo juga tampak menjadi peserta.
Dalam kesempatan itu, Tri Wahyuni, yang didaulat jadi pembicara utama, memaparkan materi mengenai ketahanan keluarga dan peran penting media dalam pemberitaan yang memperhatikan hak-hak anak, khususnya dalam konteks kasus pelecehan. Dalam paparannya, Tri menggarisbawahi bahwa media memiliki peran sentral dalam membangun opini publik sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait isu-isu yang berdampak pada ketahanan keluarga dan kesejahteraan anak.
“Media harus memahami bahwa setiap berita yang disajikan, terutama yang melibatkan anak-anak sebagai korban, memiliki dampak jangka panjang terhadap psikologis anak dan keluarganya. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan bagaimana informasi ini disampaikan agar tidak memperburuk kondisi psikologis korban, terutama bagi anak-anak yang rentan,” ujar Tri Wahyuni dalam sesi materinya.
Tri juga menekankan bahwa pemberitaan yang ramah anak bukan berarti mengabaikan fakta, tetapi lebih kepada cara penyampaian yang tidak mengeksploitasi kondisi korban. Dengan adanya kesadaran ini, diharapkan para jurnalis dapat mengedepankan etika dan empati dalam setiap berita yang disiarkan, sehingga media menjadi instrumen yang mendukung pemulihan korban dan tidak membebani mereka.
PWI Kaltim diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi media dalam membangun ketahanan keluarga. Selain itu melalui sinergi ini, para insan pers dapat terus memelopori praktik pemberitaan yang sehat dan memperhatikan kepentingan anak-anak, khususnya dalam mencegah mereka dari trauma sekunder akibat pemberitaan yang kurang sensitif.
Acara sosialisasi ini berjalan dengan interaktif, di mana para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan berbagi pandangan mengenai tantangan dalam pemberitaan isu-isu sensitif. Diskusi yang hangat berlangsung, membahas berbagai kasus nyata yang dialami di lapangan serta bagaimana jurnalis dapat menavigasi dilema etika yang sering muncul saat meliput berita yang melibatkan anak.
Melalui sosialisasi ini, DKP3A dan PWI Kaltim berharap tercipta kolaborasi berkelanjutan yang berkontribusi pada terciptanya ekosistem media yang lebih peduli terhadap ketahanan keluarga dan perlindungan anak. Dengan media yang lebih peka dan edukatif, diharapkan informasi yang disampaikan tidak hanya menjadi berita, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan yang memperkuat masyarakat dalam menjaga kesejahteraan keluarga di Kalimantan Timur.
Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Nuralim