JAWA TENGAH – Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah telah menghadapi berbagai tantangan bencana, termasuk banjir yang melanda awal tahun 2024. Sebagai respons terhadap ancaman ini, Pemerintah Kabupaten Demak melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) dengan tujuan memperkuat kesiapsiagaan dan mitigasi risiko bencana dari tingkat desa.
Hingga saat ini, 37 desa telah diresmikan sebagai Destana, termasuk Desa Sambung dan Desa Karanganyar. Ia menjelaskan pembentukan Destana merupakan langkah strategis untuk memastikan masyarakat siap menghadapi bencana. Ia menekankan pentingnya kesiapan dan pelatihan agar masyarakat dapat segera bangkit kembali setelah bencana terjadi, menunjukkan ketangguhan dan kemampuan beradaptasi.
“Kita sudah memiliki 37 Destana. Kriteria Destana itu sebelum ada bencana sudah ada pencegahan, dan setelah pencegahan itu, desa rawan bencana dipetakan agar masyarakat menyadari potensi bencana di wilayah mereka,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Demak, Haris Wahyudi Ridlwan, saat ditemui di kantornya, Rabu (18/9/2024), sebagaimana dilansir Detik.
Fokus utama BPBD tahun ini adalah Desa Sambung, Kecamatan Gajah dan Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar. Yaitu yang keduanya juga terdampak parah oleh banjir dua kali awal tahun ini. Analis Mitigasi Bencana BPBD Demak, Khoirul Anam, memberikan pelatihan di Desa Sambung, yang berlangsung pada 11 dan 12 September 2024. Ia menjelaskan masyarakat di diberikan pelatihan penguatan kapasitas tentang pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. “Kita latih masyarakat, kita berikan edukasi informasi, pelatihan, dan risiko pembuatan peta ancaman, peta rawan, serta pembentukan relawan desa,” kata Anam.
Kepala Desa Sambung, Kustiyono, menyambut baik program Destana ini. Dengan pelatihan ini, diharapkan masyarakat desa lebih tangguh dan siap menghadapi potensi bencana. “Kami berharap, dengan pelatihan ini, masyarakat akan lebih siap untuk mengantisipasi atau melakukan pencegahan supaya tidak terjadi bencana maupun kesiapan dari masyarakat ketika menghadapi bencana,” tuturnya.
Selain Desa Sambung, Desa Karanganyar juga menjadi fokus pembentukan Destana, mengingat desa ini dekat dengan lokasi tanggul jebol yang terdampak signifikan oleh banjir. Program ini merupakan bagian dari pendekatan pentaholik yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat.
Dengan sinergi ini, Kabupaten Demak berharap dapat meningkatkan jumlah desa yang tangguh menghadapi bencana setiap tahunnya, sehingga seluruh desa dan kelurahan dapat menjadi Destana. Upaya ini diharapkan menjadi model mitigasi bencana yang efektif dan adaptif, memastikan masyarakat dapat bertahan dan bangkit kembali setelah bencana melanda. []
Redaksi