BLITAR – Desa Wisata Sawentar, yang terletak di Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, adalah desa wisata yang kental dengan budaya lokal. Masyarakatnya terkenal akan sikap gotong royong dan menjunjung tinggi nilai-nilai kesantunan.
Berada di ketinggian 217 meter di atas permukaan laut, Desa Wisata Sawentar menawarkan pesona alam yang memikat. Namun, lebih dari itu, desa ini kaya akan warisan budaya yang masih terjaga hingga kini.
Di tengah modernisasi, Desa Wisata Sawentar tetap teguh memegang nilai-nilai kearifan lokal. Gotong royong dan kesantunan menjadi ciri khas masyarakatnya yang menjadikan desa ini sebagai contoh nyata pelestarian budaya.
Desa Wisata Sawentar berupaya menjadi desa wisata yang berdikari dengan menjunjung asa gotong royongnya. Dengan begitu, potensi yang dimiliki desa wisata ini bisa dikelola sendiri dengan memberdayakan masyarakat desanya.
“Desa Wisata Sawentar yang mengusung asa gotong royong. Sehingga potensi-potensi yang ada di Desa Sawentar dikelola sendiri oleh masyarakat Desa Sawentar,” jelas Nurfi Fuadi, Pengurus Pokdarwis Lwang Wentar Desa Wisata Sawentar kepada Media, Beberapa waktu lalu (3/8/2024).
Desa Sawentar terbagi menjadi empat dusun yaitu Dusun Tawang, Dusun Tegalrejo, Dusun Centong dan Dusun Sambong. Keempat dusun tersebut memiliki karakteristik dan potensi tersendiri yaitu potensi sumber daya alamnya.
Sadar akan potensi wisata yang dimiliki, masyarakat berinisiatif membentuk kelompok masyarakat kreatif sebagai media menuangkan ide dalam memanfaatkan potensi tersebut. Dari proses kreatif ini kemudian muncul menjadi konsep desa wisata.
Desa Wisata Sawentar dikelola dengan konsep wisata berbasis masyarakat dengan semangat gotong royong yang tinggi. Pengelolaan ini memanfaatkan berbagai potensi lokalitas yang dimiliki baik dari segi sosial, budaya maupun masyarakatnya.
“Konsep Desa Wisata Sawentar adalah wisata berbasis masyarakat, memanfaatkan potensi lokalitas baik dari segi sosial, budaya dan masyarakat,” terang Nurfi kepada Kolomdesa.com.
Kelompok Pecinta Sejarah, Inspirasi Awal Terbentuknya Desa Wisata Sawentar
Desa Wisata Sawentar diinisiasi oleh masyarakat kreatif Desa Sawentar yang berkeinginan untuk mengembangkan potensi desanya agar lebih baik. Diawali oleh kelompok pemuda kreatif yang kemudian membentuk kelompok kecil dengan fokus untuk menjaga lingkungan hijau sekitar Candi.
“Sejarah adanya wisata budaya desa sawentar diinisiasi oleh masyarakat desa sawentar yang sadar akan potensi yang ada,” papanya.
Terbentuknya kelompok tersebut terinspirasi dari kelompok pecinta sejarah, yang kebetulan Desa Wisata Sawentar juga memiliki potensi sejarah yaitu Candi Cungkup. Candi ini diketahui merupakan peninggalan sejarah pada masa kerajaan Majapahit.
Mulanya, kelompok tersebut memiliki anggota sekitar 10 orang dengan tugas menjaga lingkungan Candi agar tetap hijau, rapi, ramah pengunjung, edukatif dan bebas dari sampah. Kabar ini disambut dengan baik oleh pemerintah desa, sehingga dijadikan sebuah organisasi desa yang sadar wisata.
Bagai gayung bersambut, kabar tersebut kemudian mendapat respon positif dari masyarakat. Hal ini membuat jumlah anggotanya semakin bertambah dan saat itulah terbentuk Kelompok Sadar Wisata Lwang Wentar.
“Peran pembentukan ini tentunya mendapatkan dukungan dari masyarakat Desa Sawentar, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Pariwisata, pokdarwis dan Pemdes Desa Sawentar,” ungkapnya.
Terbentuknya Pokdarwis tersebut menjadikan sebuah program jangka panjang untuk mengembangkan potensi wisata Desa Sawentar, sehingga membentuk pembagian kerja yang sesuai dengan kapasitasnya. Salah satunya membuat program-program kerja yang berkaitan dengan pariwisata yaitu bekerja sama dengan Kelompok Kerja dusun untuk dijadikan potensi wisata desa.
Potensi Atraksi Wisata Budaya yang Beragam
Desa Wisata Sawentar memiliki daya tarik yang unik, yang membedakannya dari desa wisata lain di Jawa Timur. Sawentar dikenal dengan keberadaan situs sejarah candi yang sarat akan nilai budaya.
Candi Sawentar, yang berdiri megah di tengah desa, adalah salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Candi ini bukan hanya simbol keagungan sejarah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan spiritual bagi masyarakat setempat.
Setiap tahun, desa ini mengadakan upacara adat dan ritual keagamaan yang menarik perhatian banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Beberapa wisata budaya yang dimiliki Desa Wisata Sawentar diantaranya wisata jaranan, festival grebeg lwang wentar dan festival tiban yang merupakan ritual meminta hujan.
“Wisata jaranan. Festival grebeg lwang wentar (kalender hari jadi desa sawentar) dan Festival Tiban ritual meminta hujan (musiman),” ucapnya.
Grebeg Lwang Wentar dilakukan pada setiap pertengahan tahun atau berdasarkan hitungan dari tetua adat Desa Sawentar. Perwujudan rasa syukur ini disimbolkan dalam gunungan yang memiliki arti semakin dengan Sang Pencipta dalam mensyukuri nikmat yang diberikan.
Selain itu upacara Grebeg Lwang Wentar sendiri dilakukan di pelataran Candi Sawentar. Secara historis, candi tersebut mengingatkan bahwa Desa Wisata Sawentar merupakan bagian besar dari kerajaan tersohor yaitu kerajaan Majapahit.
Kesenian Tiban merupakan atraksi wisata pemacu adrenalin bagi para pelakunya. Salah satu cara untuk melakukan Tiban adalah meneteskan darah ke tanah, dengan cara saling bergantian memukul badan menggunakan cambuk.
Semakin keras cambukannya maka semakin deras tetesan darah dari dalam tubuh. Seiring berkembangnya waktu, ritual ini menjadi kesenian dan ajang sportivitas.
Aturan-aturan diberlakukan untuk keamanan pelaku Tiban tersebut, mulai dari mewajibkan memakai helm dan aturan dilarang memukul bagian vital, serta disediakan sang pengadil arena. Tiban dilaksanakan setiap satu tahun sekali, karena mengikuti musim atau mengikuti kondisi cuaca pada alam, karena sesuai dengan filosofinya yaitu memanggil hujan turun.
Kesenian Jaranan atau biasa disebut Kuda Lumping merupakan kesenian khas masyarakat Jawa yang menggambarkan suasana alam. Kesenian ini merupakan hasil interpretasi berbagai macam bentuk sehingga menjadi sebuah kesenian yang memiliki irama.
Kesenian ini terdiri dari kuda (Jaran), Barongan (macan, naga, ular), Celeng (babi hutan), dan Dukun (Pawang). Kesenian ini biasanya dimainkan dengan diiringi alat musik gamelan laras pelog dan kendang.
Wisata Edukasi Batik dan Blangkon Sanggar Batik Lwang Wentar
Edukasi Batik merupakan edukasi yang mengajarkan nilai-nilai ketekunan dalam diri. Dalam prosesnya membatik membutuhkan keterampilan dan emosi dalam diri.
Kedua hal tersebut sangat sulit untuk dikendalikan jika tidak dituangkan kedalam wadah sebagai bentuk emosi jiwa. Dalam membatik dapat membentuk karakter yang mampu mengontrol emosi menjadi stabil, ketelitian, ketekunan, fokus, dan kreativitas dalam diri.
Wisata ini menjadi salah satu objek wisata unggulan yang dimiliki oleh Desa Wisata Sawentar karena banyak diminati oleh berbagai kalangan. Motif-motif yang dituangkan dalam seni membatik di Desa Wisata Sawentar menggambarkan karakter dari masyarakat itu sendiri.
“Atraksi unggulan wisata belajar membatik lwang wentar, atraksi ini menjadi unggulan karena banyak diminati oleh semua kalangan, pengrajin batik yang profesional dan motif-motif batik yang melambangkan karakter masyarakat desa sawentar,” katanya.
Selain diberi kesempatan untuk merasakan sensasi membatik secara langsung, pengunjung juga bisa menjadikan kain batik tersebut sebagai oleh-oleh. Untuk lebih beradaptasi dengan perkembangan zaman, motif batik yang digunakan selalu diperbarui.
“Hasil kerajinan batik dapat dibawa pulang berupa kain seukuran sapu tangan. Kain batik lwang wentar, setiap pembuatannya selalu membuat motif baru. Salah satunya corak batik terinspirasi dari relief Candi Sawentar,” imbuhnya.
Rute dan Tarif Desa Wisata Sawentar
Desa Wisata Sawentar dapat dicapai dengan mudah dari pusat Kota Blitar. Dengan jarak sekitar 20 kilometer, perjalanan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum.
Rute yang paling umum adalah melalui Jalan Raya Blitar-Malang, kemudian berbelok ke arah barat menuju Desa Wisata Sawentar. Jalan menuju desa ini sudah cukup baik, dengan pemandangan alam yang indah di sepanjang perjalanan.
“Untuk transportasi bisa diakses kendaraan roda dua atau kendaraan roda 4 atau lebih, lokasinya berada di satu kecamatan dengan pusat pemerintahan kabupaten, sehingga mudah untuk akses jalannya,” jelasnya.
Lokasi Desa Wisata Sawentar dari bandara atau pelabuhan sekitar 4 jam perjalanan dari bandara juanda atau pelabuhan tanjung perak (surabaya). Jika dari bandara Abdurrahman Saleh di Malang sekitar 2.5 Jam perjalanan, sedangkan dari terminal patria Kota Blitar kurang lebih 30 menit perjalanan.
Desa Wisata Sawentar beroperasi setiap hari, namun jika ingin kunjungan wisata lebih terjamin pengunjung bisa menghubungi nomor pengelola wisata di nomor 081252418799. Memasuki desa wisata ini, pengunjung tidak akan dikenakan biaya sama sekali alias gratis karena ticketing sudah include dalam paket wisata yang dipilih pengunjung.
“Paket wisata Desa Sawentar tergantung wisatawan ingin mengambil atraksi apa saja, sehingga dari relawan wisata desa sawentar akan mempersiapkan sesuai permintaan paket, harga variasi paketnya beragam,” terangnya.
Paket wisata yang bisa dinikmati antaranya Paket Edukasi Minat Khusus Kelas Budaya Jawa yang dibandrol dengan harga Rp 1,8 juta untuk 12 orang dengan durasi 2 jam. Paket Edukasi Minat Khusus Batik dan Blangkon Sanggar Lwang Wentar yang bisa dinikmati dengan harga Rp. 1.320.000 per 10 Orang.
Paket tersebut sudah termasuk 2 paket wisata yaitu Paket Batik dan Paket Blangkon. Jika hanya mengambil salah satu paket saja Paket Batik Rp. 889 ribu per 10 Orang, Paket Blangkon Rp. 551 ribu per 10 Orang.
Paket Edukasi Minat Khusus Kesenian Karawitan yang dapat dinikmati dengan harga Rp. 875 ribu untuk 8 Orang. Paket minat khusus ini memfokuskan bakat-bakat kreatifitas yang ingin dituangkan ke dalam bunyi.
Selain paket wisata yang disebutkan di atas, masih banyak paket wisata yang dimiliki Desa Wisata Sawentar dan bisa langsung dicek pada instagram @pokdarwis_lawang_wentar. Karena tidak menerapkan sistem ticketing, maka pihak pengelola Desa Wisata Sawentar tidak memiliki data statistik yang berkaitan dengan jumlah pengunjung maupun omset tahunan.
“Kalau untuk statistik sepertinya kita belum sampai kesitu, soalnya masih belum ada SDM yang bisa mengelola data dengan baik. Kebanyakan di tempat kami teman-teman relawan wisata dadakan yang artinya jika ada wisatawan kita persiapkan, jika tidak kita aktifitas bekerja seperti biasanya,” tutupnya. []
Redaksi08