BOALEMO – Desa Mananggu adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, Indonesia. Desa Mananggu memiliki sejarah yang cukup panjang, di mana perkembangan desa ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk aspek budaya, sosial, ekonomi, dan politik.
Asal usul nama Mananggu konon berasal dari kata manangu dalam bahasa Gorontalo yang berarti melihat atau memandang. Nama ini diyakini berasal dari seorang tokoh atau kepala suku di daerah ini yang dikenal sebagai manangu. Desa Mananggu awalnya merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato yang kemudian dimekarkan menjadi kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo pada tahun 2000-2001, dan desa Mananggu menjadi salah satu desa yang berada di dalamnya.
Sebagaimana dilansir di situs resminya, asal usul nama desa Mananggu sebenarnya masih tidak pasti, karena ada juga warga setempat yang berkisah bahwa nama Mananggu berasal dari kata man yang artinya air dan anggu yang artinya putih, sehingga Mananggu bisa diartikan sebagai air putih. Nama ini kemungkinan diberikan karena terdapat banyak sumber air bersih yang berwarna putih di daerah ini.
Sejarah desa Mananggu dapat ditelusuri dari masa kolonial Belanda, ketika wilayah ini menjadi bagian dari daerah pemerintahan Hindia Belanda. Pada masa itu, desa Mananggu dan sekitarnya dikenal sebagai daerah perkebunan, Petani dan nelayan yang dikuasai oleh Belanda. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, desa Mananggu dan sekitarnya menjadi bagian dari Republik Indonesia.
Dalam perkembangannya, desa Mananggu mengalami perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan. Penduduk desa Mananggu mayoritasnya bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, dan pedagang. Desa Mananggu juga memiliki keberagaman budaya dan agama, dengan mayoritas penduduknya menganut agama Islam, namun juga terdapat beberapa kelompok agama lain.
Desa Mananggu sejak zaman dahulu telah dihuni oleh masyarakat yang berasal dari suku Gorontalo, suku asli yang mendiami wilayah Gorontalo. Masyarakat desa Mananggu umumnya bekerja sebagai petani, nelayan, dan juga pengrajin lokal. Saat ini jumlah penduduk desa Mananggu telah mencapai kisaran 1.807 jiwa di antaranya laki-laki berjumlah 919 jiwa dan perempuan berjumlah 888 jiwa.
Masyarakat desa Mananggu, seperti masyarakat Gorontalo pada umumnya, memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang khas. Beberapa tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat desa Mananggu antara lain upacara adat, seni musik dan tari, serta kegiatan sosial dan keagamaan. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan adalah tradisi tumbilotohe, yaitu sebuah upacara adat yang dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Upacara ini melibatkan seluruh masyarakat desa Mananggu dan diadakan secara bergotong-royong. []
Redaksi